
ASAHANTV – Sopir ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), bernama Suhardi (48), menurunkan jenazah bayi laki-laki di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) gegara keluarga korban menolak membayar selisih BBM sebesar Rp 400 ribu. Keluarga menolak mengeluarkan biaya tambahan karena sudah membayar di rumah sakit Rp 650 ribu.
Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, drg Ridwan Tonny Hasiholan Pane mengatakan peristiwa itu terjadi saat Suhardi mengisi BBM Dexlite di SPBU Tugu Beji Sintang. Saat itu, Suhardi meminta Rp 400 ribu ke keluarga korban tapi ditolak.
“Jadi saat sopir meminta uang tambahan biaya BBM selisih itu terjadi perdebatan, (Uang selisih yang diminta) dari pengakuannya Rp 400 ribu,” ujar Ridwan Tonny Hasiholan Pane, dilansir detikSulsel, Rabu (17/7/2024).
Ridwan mengatakan persoalan ini bermula karena mobil ambulans yang digunakan oleh Suhardi menggunakan BBM Dexlite dengan biaya lebih mahal dari BBM biasa. Sementara di aturan rumah sakit biaya yang terkover untuk kendaraan ambulans yang menggunakan BBM Pertalite.
“Jadi ambulans itu menggunakan BBM Dexlite Rp 14.900 sedangkan dalam aturan kami masih menggunakan BBM Pertalite yang masih Rp 9.500 jadi sopir meminta uang tambahan biaya selisih BBM itu terjadi perdebatan,” jelasnya. (Red)