KISARAN – Komunitas musik underground pada masanya kurang lebih tahun 1998 di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, pernah menguncang berbagai jenis aliran bergenre Hardcore, Punk, Black Metal, Grunge dan lainnya.
Kota Kisaran pada saat itu, pernah membentuk komunitas musik bernama KCG (Kisaran Corps Grinders) bertempat di Jalan Wahidin, Kisaran. KCG ini didominasi dengan komunitas underground berlairan musik black metal. Saat itu juga, band pentolan KCG bernama JASAD dengan personil Aconk, Jaka, dan Diyong. Teruslah berkembang aliran musik black metal dan timbullah band ABORIZIN dan ARWAH.
Dengan banyaknya aliran musik bergenre underground, sebagian komunitas underground ingin mengembangkan aliran musik lainnya, seperti Hardcore dan Punk. Dari komunitas KCG, kawan-kawan sebagian mengundurkan diri dari Kisaran Corps Grinders (KCG).
Nah, ada 3 orang pengawa musik bernama Heru, Iwan Tompo dan Ade, sebelumnya bergabung di KCG, dan berdiskusi kepada kawan-kawan lainnya untuk membentuk komunitas musik underground dengan tidak didominasi hanya satu aliran saja.
Dari hasil diskusi Heru, Iwan Tompo dan Ade, bersama kawan-kawan terbentuklah nama baru komunitas musik underground, yaitu TKU (Totality Kisaran Underground).
PERJALANAN KOMUNITAS MUSIK DI TKU
Totality Kisaran Underground (TKU) berkumpul di Jalan Mangunsarkoro, Kisaran. Komunitas TKU pada saat itu melakukan street dengan berjalan kaki berkeliling di seputaran kota Kisaran. Perkumpulan di Jalan Mangunsarkoro, Kisaran, TKU membuat grup band bernama INVIDEAD dengan personil Indra, Feri, Deni dan Ade beraliran musik death metal.
Cerita demi cerita, tahun berganti tahun, TKU berpindah tempat di Jalan Kartini, Kisaran. Iwan Tompo bersama rekannya membuat grup band bernama SCRUB. Saat itu ada dua band pentolan TKU yang kerab mangung, yakni INVIDEAD (death metal) dan SCRUB (hardcore).
Disamping itu, komunitas TKU sering mengadakan acara band yang bertempat di Jalan Kartini, Kisaran. Tak hanya band saja, TKU juga melaksanakan bakti sosial.
“Nama SCRUB ini bisa diartikan semak belukar, karena kita dulu saat berkumpul lokasinya semak-semak. Kita manggung band pertama kali tahun 1998 di simpang sibogat, Kisaran”, kata Tompo
Saat itu kita bawa lagu Limp Bizkit dan Scope. Pas selesai manggung kita dihampiri kawan-kawan dari kota Medan, yang saat itu ikut juga berkompetisi di acara band tersebut.“Itu yang kalian bawakan lagunya Hit Metal bukan Hardcore, jadi tentukan satu pilihan mau bawa aliran apa”, ucap Iwan Tebing kepada Tompo
Iwan Tebing memberikan majalah tentang lagu beraliran Hardcore. Disitu juga Iwan Tebing langsung berikan kaset pita dari band PUPPEN dan BIO HAZARD kepada Tompo untuk didengarkan dulu alunan musik Hardcore sebenarnya.
Kata Tompo, SCRUB yang sudah terbentuk merombak formasinya. Dari latihan terus, Tompo membentuk personil tetap SCRUB dengan formasi Iwan Tompo(drum), Dedi Buzer(gitar), Indra(lead gitar), Jajad(bass), Armend(vocal) dan Taufik Saber(vocal). Mereka membawakan lagu dari PUPPEN dan BIO HAZARD.
SCRUB pada masanya pernah mengikuti acara kompetisi band di Tebing Tinggi, Perbaungan, Indrapura, Tanjungbalai dan Kisaran. SCRUB diakui band legend di Kisaran yang membawakan aliran musik Hardcore.
“Kita SCRUB pernah meraih juara 2 pada acara “Pagelaran Musik Mengkudu 2” ya lucu aja sih, masa iya anak underground juara”,kata Tompo sambil tertawa. Terus acara festival band SKY WAY 1999 di GOR Kisaran, bassis kami Jajad meraih terbaik.
Setiap kita ikut kompetisi band, kawan-kawan di TKU semua bergerak. Apalagi pas kita perform kawan-kawan semuanya berfugo/benzer teratur tidak ada kekerasan. Baik dengan lagu bernuansa hardcore, punk dan death metal, ungkap Tompo
Namun, tahun berganti tahun SCRUB vakum di tahun 2007. Karena personil banyak kesibukan masing-masing dan kawan-kawan di TKU (Totality Kisaran Underground) juga sudah memulai berkalir.
“InsyaAllah, SCRUB masih menyusun formasi barunya. Karena sebagian kawan-kawan sudah banyak bekerja di luar kota”, ujar Seber
LATIHAN DI STUDIO BAND KISARAN SEMPAT DI LARANG
Di era tahun 1998 hingga 2000 band berlairan musik underground yang dipandang dengan lagu kerasnya, sempat dilarang bermain di studio band di Kisaran. Sampai-sampai pemilik studio membuat peringatan “MUSIK UNDERGROUND DI LARANG MAIN”.
“Memang benar musik underground ini musik keras, tapikan alat band studionya gak ada yang hancur/rusak. Kita juga taulah, sempat sampai rusak bearti kita mainnya asal-asalan aja”, kata Seber
ALIRAN MUSIK PUNK DI KISARAN
Arief Keleng warga Jalan Sisinggamaraja, Kisaran membawa punk pertama kalinya. Komunitas punk di Kisaran pada waktu itu cukup banyak. Arief bersama kawan-kawan melakukan street di seputaran kota Kisaran. Disitu Taufik (Seber) yang kenal dengan Arief mengatakan “Mau kemana kelen rame-rame jalan kaki”.
Arief pun mengajak Taufik untuk ikut aja dulu gabung-gabung. Nanti aku kenalin sama kawan-kawan yang lainnya. Tanpa basa-basi Taufik pun ikut bersama kawan-kawannya. Disitu Arief menjelaskan kepada Taufik, “Ini kita komunitas musik underground, disini kita ada gabungan, seperti hardcore, punk dan death metal.
Taufik dan Rizki Bombom, mendengarkan arahan dari Arief maksud tujuan punk itu apa dan musik punk juga berbeda dengan yang lain. Karena punk jenisnya berbeda-beda.
Sudah mengetahui apa tujuan punk dan musiknya, Taufik dan Rizki Bombom meneruskan punk di Kisaran. Bombom yang style punk habis, setiap malam asal berkumpul dengan kawan-kawan di TKU selalu bergaya dengan rambut jigrak, sepatu british dan almater punk tak ketinggalan.
Dari inisiatif kawan-kawan, mereka membentuk band punk pertama kali di Kisaran bernama RASCAL dengan formasi Killer(drum), Rusyid(bass), Rizki Bombom(gitar) dan Taufik(vocal). “RASCAL sendiri saat perform manggung pernah disuruh turun, karena lagunya sangat keras dengan perkataannya”, ucap Bombom
Tak mau ketinggalan, kawan-kawan lain juga membuat grup band punk bernama PATRIOT dengan formasi Rizki Bombom, Yudi Cekak, Butok dan Smith. Disitu rekan mereka Yudi Cekak mengatakan “Asik latihan aja terus tiap hari, mainnya entah kapan”. Butok yang orangnya lucu menyambut perkataan “Udah selo aja, kita serahkan semuanya pada mbah punk”, sembari semuanya tertawa lepas.
Jadi, nama band underground di Kisaran yang sempat buming dengan alunan musik kerasnya, yakni SCRUB, INVIDEAD, RASCAL, ENGXEL, PATRIOT, STUPID PIMPEL, SHINCHAN, GRANAT.
HARAPAN UNTUK MUSIK UNDERGROUND KISARAN
Iwan Tompo: Kalau bisa musik underground ini di publikasikan lagi. Cuma saat ini perlu proses semuanya, karena kawan-kawan kita sudah banyak menjalani kegiatan masing-masing.
Rizki Bombom: Underground itu harus ada dan jangan sampai redup di Kisaran ini. Karena dari lagu underground sendiri itu menyuarakan kebebasan dan bukan ancaman. Kita sampai detik ini tetap underground, apapun itu ceritanya. Band punk yang ada dijalurnya tetaplah punk. Karena punk itu tidak ada matinya.
Taufik Seber: Kami masih ada dan akan terus berkembang biak. Walaupun kami sudah jarang ngeband perform, tapi silaturahmi komunitas musik underground tidak akan pernah putus.
Itulah kisah singkat perjalanan musik underground di Kisaran yang bernaung di Totality Kisaran Underground (TKU). Kartini oioioiii….. (Red)