
ASAHAN – Putri Ardiyanti dan Tri Luvita Ardi, adalah kakak dari Ade Nurul Fadilah (19) warga jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, yang mengikuti pendidikan sekolah pramugari penerbangan di kota Medan. Dikabarkan meninggal dunia di asrama sekolah diduga ada kejanggalan yang ditemukan beberapa bagian tubuh memar di leher, punggung dan rusuk.
Putri mengatakan, adik kami ini mengikuti pendidikan sekolah pramugari penerbangan sudah cita-cita dari dulu sejak kecil. Ia tamatan sekolah dari SMK Negeri 1 Kisaran. Sebelum masuk mendaftar ke pendidikan sekolah pramugari penerbangan, adik kami mengikuti tes dan disertakan surat kesehatan.
“Surat kesehatan dari rumah sakit adik kami ini dinyatakan tidak ada penyakitnya, baik itu dalam ataupun luar. Setelah semua berkas siap, kami mendaftarkan adik kami ke sekolah tersebut dan sudah menjalani hampir dua bulan”, kata Putri
“kalau tidak salah, sekolah penerbangan ini harus dijalani sampai satu tahun, baru nanti kalau sudah lulus tinggal dari pihak sekolah yang menentukan posisinya di maskapai penerbangan sebagai pramugari”, ungkap Putri
“Waktu ketika mayat sampai dirumah, pas kami lihat mulai ada lebam dibagian tubuhnya saat akan dimandikan. Lebamnya itu ada di leher, punggung dan dibagian rusuk. Disitu kami mulai curiga dan ada yang janggal kenapa bisa sampai lebam gitu, karena dia tidak ada riwat sakit”, ucap Putri
“Adik kami ini baru mengikuti pendidikan selama dua bulan berjalan. Dari pihak sekolah tanggapannya kemarin hanya bilang sakit kepala, kalau yang lain tidak ada tanggapan. Sebelum meninggal, adik kami sempat mengirimkan video ke pacarnya di Kisaran. Dia ada video call saya sekira pukul 21,30 WIB tapi tak terangkat, dan saya telpon balik tak diangkat dimalam itu juga. Terus dikabarkan sekira satu jam adik kami sudah meninggal”, katanya
Saat sebelum meninggal, Ade membuat video dan dikirmkan ke pacarnya yang ada di Kisaran, dengan keadaan sehat dan ceria. Tetapi setelah beberapa jam mengirimkan video tersebut, ia dikabarkan meninggal dunia di asrama pendidikan sekolah dengan baju yang sama dalam satu malam itu.
Diketahui, Ade Nurul Fadilah meninggal dunia pada Selasa 1 Oktober 2024 dan dibawa kerumah di Kisaran, Kabupaten Asahan, untuk dikebumikan pada Rabu 2 Oktober 2024. Disini kami curiga dan menduga adik kami ini ada tindakan kekerasan di asrama sekolah tersebut.
Merasa ada kejanggalan dan curiga diduga ada tindakan kekerasan. Pihak keluarga mengadukan permasalahan ini ke Kuasa Hukum Thomy Faisal S.Pane pada tanggal 21 Oktober 2024.
Dia perna becerita dari telepon, kalau dia pernah ada ribut dengan rekannya di asrama tapi lain kamar. Dan dia tidak sebutkan nama temannya yang sempat ribut di asrama sekolah penerbangan itu.
Kuasa Hukum Thomy Faisal S. Pane bersama pihak keluarga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumatera Utara (Sumut) dan meminta kepada pihak kepolisian agar dilakukan otopsi serta ekshumasi kepada korban. Karena saat meninggalnya tidak ada dilakukan otopsi, ketika dirumah sakit hanya pihak sekolah mengatakan sakit kapala.
“Masa iya, hanya sakit kepala langsung meninggal begitu saja. Terus sempat kirim video juga dan hitung beberapa jam dalam sehari itu dikabarkan meninggal dunia. Ditemukan juga ada memar dibagia tubuhnya yang diduga ada tindakan kekerasan”, cetus Thomy. (Red)